Kehidupanku Tidak Seindah yang Lain



Manusia hadir di dunia ini dengan lembaran kertas putih yang bersih. Kertas putih yang siap ditulis dengan beragam kisah dan cerita yang dijalani. Setiap orang memiliki jatah lembaran kertas untuk menemani setiap perjalanannya. Tidak ada yang tau sampai pada halaman berapa lembaran yang akan kita tulis untuk melengkapi sebuah buku kehidupan tentang kita dan tidak ada yang tau sampai dimana certia dunia kita ini akan selesai.   Tapi yang pasti semua menginginkan kisah luarbiasa yang akan terisi di setiap lembaran dan sudut lembaran kertas kosong itu.

Berjuang dengan berbagai angan dan harapan serta berusaha terus menerus tanpa batas. Itulah hal yang akan kita lakukan demi sebuah keberhasilan. Namun walalupun dengan mimpi sempurna yang telah kita konsepkan, seringkali terjadi kegagalan karena hambatan dan badai yang menerpa perjalanan memaksa untuk berhenti berjuang. Menyisakan kegagalan, sumpah serapah dan penyesalan yang memenuhi lembaran kertas yang kita miliki hingga akhirnya merasa diri hanya Kesia sia an untuk hadir disini.

Setelah terjatuh di kegelapan dengan kesendirian, mencoba sedikit demi sedikit berdiri,  akhirnya kita menemukan secercah cahaya. Secercah cahaya itupun membuat kita memulai merangkai kembali mimpi dan angan yang telah lebur. Kitapun mencoba berjalan dengan tertatih agar berharap tak seluruh  cerita kehidupan hanya berisi kesedihan dan kegagalan. Membangun rasa percaya diri untuk kembali berjalan dan berharap dapat berlari. Disaat memulai perjalanan itu kembali, melintasi arena perjalanan sedikit demi sedikit kitapun bertemu dengan beragam orang dengan segala mimpinya. Saat berjalan dengan pandangan ke depan kitapun melihat punggung orang lain yang membelakangi dan menyaksikan keberhasilan orang lain. Mereka melompat gembira dengan hasil gemilang, tak terlihat sedikitpun hambatan yang mencoba untuk menggesernya keluar dari arena perjuangan itu. Menoleh kesisi lain, kita hanya menyaksikan orang orang yang sedang tertawa tanpa beban. Menikmati hidupanya, seolah air mata enggan mendarat bebas di pipinya.

Kita masih terpincang-pincang berjalan di arena itu. Masih berusaha kuat untuk menapaki jalan yang penuh duri. Namun bagai ketidak adilan di depan mata, mereka terus saja berhasil dan berlompatan untuk merayakan harapan yang tidak lagi hanya sekedar angan melainkan kenyataan yang sedang mereka sambut. Kita yang berusaha untuk bertahan akhirnya gagal bukan dengan hambatan atau pun badai yang menerjang, namun kita gagal karena merasa orang lain lebih beruntung dan kita hanyalah manusia dengan kesialan yang menyelimuti. Kita merasa seolah kita adalah manusia yang hanya ditakdirkan untuk gagal. Merasa semua perjuangan hanya akan meninggalkan luka. Dan merasa dunia terlalu enggan menerima seorang kita untuk menapaki tanahnya.

Orang lain, terlalu beruntung. Terlalu mudah meraih semua mimpinya. Mereka seperti hanya perlu memindahkan satu langkah kakinya untuk mendapatkan apa yang mereka mau, sedangkan kita, kita yang sudah bermandian keringat dan berbanjiran air mata, hanya seperti orang yang tak dihargai oleh mimpi kita sendiri dan dicampakkan dengan mimpi yang kita impikan.   Mereka terlihat tak sedikitpun pernah terluka di telapak kakinya yang padahal kita sendiri telah berdarah setiap menapakan kaki di jalan itu. Mereka bagaikan pemanah jitu yang bila melesatkan anak panah selalu tepat pada sasarannya, sedangkan kita hanyalah pemanah amatiran yang bahkan anak panahnya jauh dari sasaran dan keluar dari jalurnya.

Dunia terlalu tidak adil dengan hidup kita. Dunia terlalu membenci kita dan berusaha menyingkirkan kita. Kita tak pernah direstui untuk segala harapan. Kita hanyalah sampah, sampah untuk semua emosi dan sebuah sampah untuk pemimpi. Inilah yang kita pikirkan untuk semua yang ada di hidup kita. Menyesal dengan segala yang terjadi dan menyumpah untuk semua yang akan terjadi. Ingin rasanya kita dilahirkan bukan sebagai kita yang pecundang melainkan hadir disini dengan kisah hebat seperti yang mereka miliki.

Namun satu hal yang harus kita ketahui.Manusia itu tercipta dengan hasrat yang tak akan pernah puas. Detik ini juga, sedang ada yang melihat kita, dan merasa bahwa kita adalah orang yang beruntung. Saat ini juga sedang ada yang berdoa agar memiliki tempat kita. Mata manusia memang berfungsi untuk melihat. Tapi mata juga dapat membutakan hati untuk berprasangka. Rumput tetangga akan selalu terliaht hijau, sedangkan rumput yang kita miliki hanya akan terlihat layu. Kehidupan orang lain terlihat menyenangkan dengan segala yang dia miliki. Hanya saja kita tak pernah tahu bahwa sebenarnya mereka juga sedang menutupi kesedihan dan kesulitan mereka.

Mereka sedang menghipnotis diri agar semua kesedihan itu tak menutupi jalan mereka. Mereka sadar, semua kesempitan akan bisa diatasi bila hati yang lapang dengan ikhlas menerima segala takdir yang ada. Mereka juga bukan selalu tertawa, hanya saja mungkin air mata nya sudah habis terkuras menangisi setiap perjalananya. Kamu tak pernah tau bahwa Air matanya ia sembunyikan dalam keheningan di tempat yang gelap karena dia masih percaya air matanya tak perlu ia umbar. Ia masih dengan keyakinannya bahwa kata berhasil itu pasti akan mengisi lembaran putih hidupnya walaupun harus melewati kesakitan yang harus ia tahan.

Kegagalan dan kesedihan pasti akan hadir di setiap kehidupan, karena dua hal ini akan memberikan pelajaran dan membuat kita mengerti bagaimana bersikap menghadapi hidup.

Mulai hari ini mari berhenti mengatakan kehidupan ku tak seindah kehidupannya. Tidak  ada yang bisa menyalin cerita kehidupan orang lain dengan sempurna. Tetapi kita akan selalu bisa mempelajari dengan sempurna setiap cerita untuk mendapakan ending terbaik dari sebuah kisah. Semua kehidupan adalah berkah bagi pemiliknya. Semua akan indah bila saat indah itu harus datang. Mari berhenti mengeluh dan ayo memulai syukur untuk kemudian menghadirkan kehidupan tanpa harus membandingkan. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku cuman mau bilang : "aku bisa"

Anak Sulung