Bagaimana Rasanya setelah Lulus ?
Buat kalian yang sudah
lulus kuliah, bagaimana rasanya setelah menyelesaikan perkuliahan dan mendapat
gelar?
Rasanya pasti lega bisa
menyelesaikan skripsi yang seringkali bikin kepala pusing dan stress. Tapi rasa
lega yang ada pasti tidak seluas yang diharapkan.
Setelah masa perkuliahan
berakhir, justru beban dan tanggung jawab kita sepertinya semakin menumpuk.
Memang tidak semua dari kita merasakan beban dan tanggung jawab itu tapi
kebanyakan dari kita pasti merasakannya.
Ketika masa perkuliahan
itu selesai rasanya seperti nano nano. Ada perasaan senang karena pertempuran
panjang dengan kertas putih itu akhirnya selesai namun juga ada kecemasan
tentang hari esok, tentang apa yang akan terjadi di kehidupan pasca kampus ini.
Di fase kehidupan ini
kita seperti manusia dewasa dengan segudang tanggung jawab. Manusia yang tidak
lagi berorientasi pada kesenangan, main, nongkrong ataupun hura-hura. Kita
telah bermetamorfosis menjadi manusia yang mengedepankan impian, karir,
pernikahan dan segala persoalan tentang kehidupan yang selalu mengganggu
pikiran dan menjadi beban di pundak.
Setelah lulus, rasanya
semakin banyak tuntutan. Harus lanjut kuliah lagi, harus kuliah di luar negeri,
harus jadi profesor, harus langsung kerja, harus segera menikah, dan
harus-harus lainnya yang membuat kepala semakin pusing.
Semua hal ini memang ada
baiknya namun setidaknya kita juga butuh jeda atas kehidupan kampus kemarin
yang cukup meriwehkan kita. Bukan hanya jeda untuk beristirahat sejenak namun
juga jeda untuk mempersiapkan segala hal yang akan menjadi keputusan
selanjutnya.
Kalau lanjut kuliah lagi
dan apalagi harus diluar negeri itu juga butuh persiapan dan biaya. Kalau
langsung bekerja juga butuh kesiapan dan tidak mudah. Mendapatkan pekerjaan
bukanlah hal yang mudah seperti membalikkan telapak tangan hanya karena gelar
yang ada dibelakang nama kita. Bahkan untuk orang yang memiliki "previllage"
misalnya berupa relasi yang kuat tidak menjamin akan mendapatkan pekerjaan dan
posisi yang bagus.
Menjadi seorang yang baru
lulus cukup melatih emosi, ketika melamar pekerjaan yang menjadi dambaan hati
ternyata persyaratan yang tertulis "minimal 3 tahun pengalaman, 5 tahun
pengalaman dan bahkan ada yang 10 tahun pengalaman", ada juga
persyaratan yang tertulis "fresh graduate dipersilahkan melamar tapi
dengan catatan memiliki sertifikasi", yang mana untuk mendapatkan
sertifikasi ini masih membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Kalau langsung nikah juga
bukan hal yang mudah. Harus ada calonnya dan pasti semua orang mengharapkan
calon pendamping yang bisa menemani kita sampai tua nanti baik suka maupun
duka. Menikah juga butuh kesiapan mental dan finansial. Menikah bukan hanya
soal cinta dan kesenangan namun soal bagaimana melanjutkan kehidupan hari esok
antara dua orang dan dua keluarga berbeda yang disatukan. Tidak ada jaminan
bahwa setelah menikah kehidupan ini akan menjadi lebih baik. Walaupun tidak
bisa disamaratakan, namun kita juga harus bisa melihat sudut pandang lain
tentang fakta-fakta pernikahan yang tidak bisa kita abaikan.
Kita memiliki kebebasan
untuk memilih jalan hidup kita sendiri. Beberapa dari kita mungkin memiliki
keyakinan untuk mengambil salah satu dari tuntutan itu sebagai langkah awal
dari kehidupan pasca kampusnya. Tapi tidak menutup kemungkinan bahwa ada juga
yang memilih jalan hidupnya dengan keputusan-keputusan yang ia buat sendiri.
Namun bagaimanapun keadaan dan situasi kita saat ini, semua ini adalah tentang
hidup kita yang harus kita jalankan dengan optimis dan semangat. Entah jalan
mana yang harus kita pilih tapi yakinlah bahwa takdir Tuhan tidak pernah salah.
Tuhan tahu jalan mana yang baik dan tidak untuk kita tapaki, karena Tuhan
selalu memberikan jalan terhadap hal-hal baik yang akan kita lakukan
Komentar
Posting Komentar