Yang Menjadi Takdirmu Tak Akan Melewatkanmu

 


Saat membuka mata di pagi hari, terlintas sejenak tentang bagaimana pedihnya hari kemarin. Tentang peristiwa yang membuat perasaan kita kacau, dan perasaan yang hancur karena angan yang belum juga tercapai, yang padahal angan2 ini telah diusahakan dengan menghabiskan banyak waktu. Perjuangan di hari ini tentunya diharapkan tidak sesedih hari kemarin. Hari ini berharap seluruh draft yang telah tersusun rapi dapat menjadi kenyataan dengan jalan yang telah kita rangkai secara sempurna. Bukan hanya sekedar ilusi ataupun khayalan, berbagai jalan disepanjang perjuangan inipun telah kita lalui.

Disepanjang jalan dalam mewujudkan seluruh harapan be itu, Semua usaha telah kita lakukan, mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi untuk beristirahat. Bahkan dalam tidur yang seharusnya menjadi waktu untuk melepaskan segala urusan pelik ini, kita masih saja terbayang dan terpikir tentang langkah apa yang akan diambil untuk membuat segala harapan kita menjadi kenyataan.

Keringat yang tak pernah berhenti mengucur telah membasahi tubuh yang sedang berjuang. Air mata yang tak pernah diundang selalu jatuh dari mata karena hati merasa pedih dengan semua yang terjadi. Semua hal ini bisa kita terima asalkan seluruh pengorbanan kita dapat terbayar dengan semua yang telah kita harapkan.

Namun, kita melupakan satu hal, bahwa matematika kehidupan akan sangat jauh berbeda konsepnya dengan matematika yang kita pelajari di bangku sekolah. Ketika kita menghitung 1 +1, mungkin di bangku sekolah kita akan menjawab 2 tapi tidak dengan jawaban matematika kehidupan. Matematika kehidupan akan menjawab 1+1 dengan angka yang lebih besar, angka 1 yang sama atau bisa jadi kamu tidak mendapatkan angka apapun. Bisa jadi semua yang kamu korbankan selama ini, hilang tanpa hasil yang memuaskan atau bakan hanya menghasilkan kekosongan tanpa makna.

Bukan karena hidup tidak pandai bermatematika, tapi karena hidup memiliki satu kekuatan yang lebih besar dari pada hanya menjumlahkan angka dengan logika dasar.  Hidup memiliki 1 kekuatan tak terbantahkan yang disebut dengan takdir dan hidup memiliki 1 kekuatan besar menggoyahkan pondasi yang disebut dengan doa.

Kita terkadang melipatgandakan usaha seolah yakin jika kita akan mendapatkan apa yang kita mau. Kita juga sering mengatakan kata “pasti” untuk mimpi yang telah kita usahakan dan Merasa segala tujuan hanya akan berakhir di mimpi kita.  kita tak memperhitungkan bagaimana jika akhirnya ternyata mimpi itu bukan lah untuk kita. Dan kita bahkan Lupa jika semua yang terjadi di bumi ini telah ada garisnya.

Tidak ada salah nya berusaha sekuat tenaga. dan tidak ada salahnya berjuang hingga tetes darah terakhir. berusaha akan menjadi tidak benar ketika kita terlalu memaksa. Memaksa akan hasil yang hanya kita pikirkan. Menuntut hasil atas usaha bukanlah hal yang bisa dibenarkan karena hanya akan membuat diri sendiri terbebani. Bahkan dampak besarnya membuat kita rendah diri ketika gagal. Meragukan diri sendiri hingga hilang rasa kepercayaan pada diri sendiri. Bila kamu tidak mempercayai diri mu sendiri, maka sampai kapanpun kamu hanya akan menangisi semua kejadian. Kamu hanya akan terkucil untuk semua situasi. Tak akan ada satu pun orang yang bisa kamu berikan kepercayaan, karena yang pantas atas rasa percayamu hanya diri mu sendiri.

Usaha sekeras apapun bila memang itu bukan untukmu maka kamu tidak akan pernah menyentuh hal itu sedikit pun. Mimpi mimpi itu hanya akan melewati mu dan hilang pergi begitu saja. Tetapi apa yang di takdirkan untukmu maka sekeras apapun kamu mencari jalan lain, kamu hanya akan pergi dan berakhir di tempat yang ditakdirkan untuk kamu miliki. Berusaha keras lah dengan sewajarnya, jangan pernah lupa akan satu kekuatan doa agar kamu menemukan tempat yang tepat untuk kamu pijaki.  


Tumbuhkan rasa ikhlas untuk menerima semuanya yang akan membawa kamu pada kebebasan tanpa penyesalan



dan bebas dari rasa terhianakti akan diri sendiri.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku cuman mau bilang : "aku bisa"

Kehidupanku Tidak Seindah yang Lain

Anak Sulung