Anak Bungsu




Seorang anak bungsu dalam keluarga adalah manusia yang dilahirkan dengan hujanan cinta dari keluarganya. Ayah dan ibu akan memperlakukannya seperti permata berharga dengan penuh kelembutan dalam me
mbesarkannya. Kakak akan memberikan semua yang dimilikinya ketika anak bungsu mulai meminta dan menangis. Selalu menjadi pemenang ketika berdebat dengan sang kakak. Walaupun demikian, tetap saja kakaknya tak akan sanggup bermarahan terlalu lama dengan adik bungsunya.   

Untuk seorang anak bungsu mengatasi kemarahan, baik kemarahan ayah, ibu ataupun kakaknya bukanlah hal yang sulit. Seorang anak bungsu siap mengeluarkan tingkah lakunya yang menggemaskan ataupun kata-kata spontan yang lucu untuk meredamkan suasana panas itu. Meskipun terkadang tingakahnya  menjengkelkan, tapi anak bungsu tetaplah anak bungsu yang dapat mengahangatkan suasana yang dingin dan menyejukkan suasana yang panas. Anak bungsu memang terlahir dengan sejuta pesona ajaib yang melekat padanya.

Semakin tumbuh besar, seorang anak bungsu yang selalu mendapat banjiran kasih sayang, kini mulai diragukan. Yang dulu di elu-elukan karena tingkah meggemaskannya, justru kini dipojokkan karena tingkahnya itu. Kata-kata spontan yang selalu membuat orang lain tertawa, kini justru menjadi boomerang karena tak satupun orang percaya kepadanya. Dicap sebagai anak yang manja, membuatnya selalu disepelekan. Seorag anak bungsu dianggap tak bisa melakukan apa apa. Sewaktu melakukan hal yang tepat dianggap sebagai suatu kebetulan dan ketika satu kali saja melakukan kesalahan, anak bungsu selamanya dianggap sebagai orang ceroboh yang tak bisa dipercaya untuk satu tanggung jawab, yang walalupun hanya tanggung jawab kecil. 

Ternyata kekuatan ajaib yang dulu dapat melelehkan hati setiap pasang mata yang melihat ke bungsu, kini tak lagi bekerja. Yang ada hanyalah pasang mata yang melihat dengan anggapan-anggapan merendahkan. Anak bungsu selalu dikategorikan sebagai anak nakal, hanya karena selalu memiliki presepsi berbeda dengan keluarganya. Seluruh jalan yang terlihat oleh mata bungsu terkesan seperti jalan buntu bagi keluarganya, karena anak bungsu hanya dilihat sebagai sumber resiko besar untuk setiap perbuatan yang ia lakukan. Selalu diabaikan untuk semua pendapat yang diutarakan, karena anak bungsu selalu dianggap anak-anak dan belum dewasa. Dituntut untuk berperilaku sedikit dewasa dan sesuai umur, tapi kenyataannya merekalah selalu memperlakukan si bungsu seperti seorang anak kecil.

Rumput hijau di tengah lapangan, dulunya juga dirawat dan dijaga dengan penuh penjagaan, namun setelah meluas dan tumbuh, pada akhirnya hanya akan dipijak-pijak oleh berpasang-pasang kaki. Tak peduli bagaimana mereka dulu merawatnya, pada dasarnya rumput tetaplah rumput yang posisi nya tetap lah di kaki dan tempat berpijak. Rasanya ini sama seperti seorang bungsu, walaupun semua menumpahkan kasih sayangnya tanpa batasan, tapi tetap saja pada akhirnya hanya akan dijadikan objek remehan bagi orang-orang.

Tapi satu cerita dari rumput tak selesai sampai disitu, meskipun benar rumput di tengah lapangan terus dipijaki, namun sadarkah kamu bahwa rumput tetap tumbuh tanpa batasan yang menghambatnya. Rumput tetap menantang langit dan terus meninggi tanpa menunduk. Ia tetap kuat dan kokoh meskipun telah dipaksa untuk jatuh. Walaupun terus dipijak tapi banyak yang mengakui keindahannya serta memandangnya takjub dan terus menganguminya. Begitu juga dengan bungsu. Hidup tak akan berhenti hanya karena dianggap tak berguna. Seorang anak bungsu adalah orang yang kuat dan akan terus begitu meskipun telah banyak makian menghadang. Anak bungsu mungkin melakukan satu kecerobohan, tapi itu tak mutlak menjadikannya seorang yang ceroboh untuk segala hal. Kesalahan itu wajar, dan saatnya mengabaikan mereka yang menganggu. Anak bungsu adalah orang yang bisa berkembang dengan cara yang ia ciptakan sendiri yang melahirkan sejuta ide untuk bisa menembus penghalang. Satu petunjuk bukan masalah dan bukan pula berarti ia tak bisa mandiri. Semua orang berhak bertanya dan bungsu akan tetap meraih rencana yang telah disusunnya walaupun terus ditentang. Tekatnya akan berkobar bagai api yang siap melahap kayu yang kering. Anak bungsu tak akan perlu membalas sebuah cacian dengan cacian, karena bagi bungsu kasih sayang akan lebih berarti dibanding sebuah penghinaan. Bungsu akan lebih mengerti menghadapi jalan terjal dunia ini karena  bungsu akan mampu menggunakan kesempatan untuk mempelajari banyak hal dari orang orang yang lebih dulu ada di dunia ini.

Tak perlu memikirkan orang yang meneriaki dengan kata “belum dewasa”, setiap perjalanan membutuhkan waktu dan setiap perubahan ada masanya. Seorang bungsu hanya akan terus menciptakan kehangatan, tanpa perlu membuat tempat lain menjadi dingin.


Teruslah berjalan tanpa peduli soal nama bungsu yang ada dibahu, karena anak bungsu adalah anak yang berani mengikuti kata hatinya tanpa takut badai menghentingkan langkahnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku cuman mau bilang : "aku bisa"

Kehidupanku Tidak Seindah yang Lain

Anak Sulung