Anak Tunggal

 


Menghadapi kehidupan itu, selalu berbeda cara melakukankannya. Berbeda situasi, berbeda rasa, dan berbeda pula orang yang akan mendampingi. Lingkungan pertama yang sering disebut sebagai keluarga. Itulah lingkungan yang akan mengajarkan kita untuk bersikap dan melangkah ke dunia luar yang dingin. Setiap orang punya momennya sendiri, dan begitu juga dengan anak yang tak memiliki saudara dalam keluarga intinya. Seorang anak tunggal punya kesan  sendiri. Menghadapi dunianya sendiri.

Menjadi anak tunggal itu punya hal menarik dan patut untuk disyukuri. Saat orang lain harus berbagi dengan saudara. Anak tunggal tak perlu melakukannya. Berbagi kasih sayang dari orang tua, bukan ancaman baginya. Tak sama seperti yang lain harus berbagi kasih sayang dan cinta ayah ibu, anak tunggal memiliki seluruhnya sendiri. Berbagi barang kepunyaannya bukanlah suatu masalah yang menyita rasa, seluruh barang yang ada di genggaman, akan terus ia genggam sampai ia sendiri yang melepas tanpa harus dipaksa dan diminta. Anak tunggal punya dunia yang mana ia tak perlu berdebat dengan orang yang bernama saudara, tak perlu bertengkar memperebutkan sesuatu. Menyenangkan. Damai tanpa ada yang mengganggu dan tenang tanpa suara gaduh.

Dulu saat melihat teman yang sedang bertengkar dengan adik atau kakaknya, kita berbisik untuk bersyukur karena tak perlu merasakannya. Saat mendengar mereka yang mengeluh karena saudarannya, anak tunggal tersenyum dengan hidupnya yang tak perlu mencari tempat mengeluh karena tak ada yang perlu dikeluhkan seperti yang mereka lakukan. Namun semakin sering melihat pertengkaran dan keluhan itu, entah mengapa akhirnya anak tunggal menyadari sesuatu. Mereka tak sepenuhnya kacau dengan pertengkaran itu melainkan terlihat ada sepercik kenikmatan dalam pertengkaran yang terjadi. Para saudara itu dalam pertengkarannya, seperti terlihat besitan rasa bahagia ketika saling menganggu. Saat mengeluh tentang saudaranya, mereka juga terdengar tak sepenuhnya kesal atas keluhannya, melainkan terdengar segemerincing rasa senang.

Entah mengapa, ini bukan hal biasa, dan anak tunggal tak bisa mengerti soal itu. Terlihat tak lagi buruk untuk bertengkar dengan saudara, dan rasanya ingin sekali merasakan. Semakin lama, ternyata kita merasakan sesuatu yang janggal yang dulunya tak pernah terasa. Kesepian. Kesepian yang datang tanpa diundang, seolah menghasut untuk menggiring hati merasa pilu. Pilu yang membuat kita iri dan ingin berada di tempat yang lain sejenak untuk bisa memiliki saudara seperti yang lain. Tak lagi terlihat gaduhan tapi yang terlihat justru keramaian yang membuat hati menjadi hangat. Mungkinkah memiliki saudara sebenarnya justru menyenangkan?

Semakin lama juga perasaan khawatir justru bersemi. Benar bila anak tunggal memiliki 100% cinta ayah ibunya, namun ada kecemasan dibalik itu. Katanya cinta sesungguhnya adalah cinta yang tak mengharapkan balasan, tapi relakah kita membiarkan cinta tulus dari orang tua kita tanpa kita beri balasan? rasa cinta yang juga kita balaskan pun ternyata tak memupuk cinta semata, tapi juga kecemasan terhadap apa yang akan kita hadapi nanti. Anak tunggal adalah satu-satunya harapan dan tumpuan bagi orang tuanya. Hanya mereka yang tunggal yang bisa diandalkan. Tak bisa menolak dan tak ada kata tapi, namun nyatanya rasa ini justru menekan bahu, dan membuatnya semakin berat. Tak boleh gagal, karena hanya ada kita. Tak bisa memperlihatkan kerapuhan, yang boleh ditampakkan hanyalah kekokohan. Semakin berat dan begitu berat. Kini menjadi tunggal akhirnya terasa menyedihkan. Tak ada ada saudara yang bisa diajak bercerita, semua tertanggung sendiri. Sendu saat keputusan yang semua harus berpangkal di kita, sedangkan kita tak tau apa hasilnya atas semua keputusan itu.  

Kecemasan yang datang tak hanya soal harapan, mulai merangkak tantang bayangan yang pedih dan menakutkan. Apa yang terjadi bila 2 orang yang hanya kita miliki jatuh sakit dan pergi selamanya. Semakin suram akan kesendirian ini. Semakin erat dengan kesepian. Tak ada teman berbagi untuk setiap rasa yang hancur, karena semua harus ditanggung sendiri. Semakin terasa ternyata menjadi anak tunggal tak semeyenangkan yang kita anggap dulu.

Tapi oasis ditengah padang pasir adalah kebahagiaankan? Walaupun oasis adalah satu-satunya mata air di tengah gurun, tapi yang melihatnya akan diberikan hidup bagi mereka yang berjalan tertatih di tengah terik panas matahari yang bertemankan pasir. Kamu anak tunggal dan kamu adalah sumber kebahagiaan ditengah sepinya keluargamu. Kamu tak tau betapa bahagianya orang tuamu memilikimu. Hidup akan selalu terselip kesulitan yang mungkin lebih dari setengah hidup itu hanya akan berisi kesulitan. Namun masih ada setengah bagian atau bahkan hanya saat yang pendek untuk berbahagia. Walalupun menurutmu kamu merasa sedikit sekali berbahagia tapi tanpa kamu sadari orang-orang sekelilingmu telah berbahagia atasmu, bukankah itu juga kebahagian tersirat yang bisa kamu rasakan? kamu diciptakan hadir disini sebagai anak tunggal, karena Tuhan percaya bahwa bahumu kuat untuk menopang kedua orang tuamu sendirian. Kamu adalah orang yang tepat untuk menjaga mereka walupaun kekuatanmu hanya sendiri.  Kamu bahkan lebih kuat dari yang pernah kamu bayangkan untuk mewujudkan mimpimu sendiri dan harapan orang tuamu terhadapmu.

Meskipun kesendirianlah yang menemanimu, tapi kamu bisa berteman dengan senyuman dari ayah ibumu yang telah kamu terima, dan bukankah itu adalah teman terbaik? Kamu telah berjalan sendirian sampai hari ini dan kamu berhasil, kamu telah berjalan sendirian dan orang tuamu masih menatapmu bangga sampai hari ini. Bila orag tuamu percaya akan dirimu, maka anak tunggal juga harus bisa percaya pada dirinya sendiri untuk mengangkat kepalanya dan menyelesaikan semua cerita. Percayalah, itu semua adalah penghargaan terbesar dan keiistimewaan yang tak semua orang dapatkan.

Hari ini, saatnya anak tunggal bangkit. Hari ini saatnya meluruskan punggung yang dulunya sempat terkulai tak pecaya diri. Dan hari ini juga saatnya anak tunggal memberikan seluruh rasa percaya kepada diriya sendiri untuk terus berjuang melukiskan senyuman di setiap sudut pipi orang orang yang dicintainya.

 

Anak tunggal bukanlah anak menyedihkan yang kesepian, tapi anak tunggal adalah anak yang mencerahkan kegelapan yang sunyi untuk setiap hati orang yang dicintainya.

 

 

 




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku cuman mau bilang : "aku bisa"

Kehidupanku Tidak Seindah yang Lain

Anak Sulung